Jumat, 21 Agustus 2009

Proses Kelahiran Bhaswara

Alhamdulillah, akhirnya keponakanku yang kedua sukses melihat dunia. Laki-laki, panjang 50 cm dengan berat 3,7 kg. Beratnya ini cukup beda jauh dengan perkiraan dokter kurang lebih 3,2 kg saat di-USG. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya diputuskan memilih dokter Ekarini di RS Carolus Salemba. Sebelumnya, kakakku mencari second opininon dari seorang dokter (Dr. J) di RS lain. Hal ini disebabkan pada kelahiran anak pertama dilakukan secara caesar. Dokter J ini melakukan pemeriksaan terhadap ketebalan rahim kakakku. Hasilnya adalah 2,5 - 3 cm. Secara teori, jika kurang dari 3 cm maka dikhawatirkan rahim terlalu tipis dan bekas luka pada caesar akan mengeluarkan darah. Jika darah sudah keluar maka hanya butuh waktu 3 menit untuk bayi bertahan hidup dan 10 menit bagi ibu untuk bertahan hidup, akibat keluarnya darah yang terlalu banyak. Duh, kami makin bingung dengan adanya fakta ini karena kakakku betul2 ingin melahirkan secara normal.

Senin dinihari tgl 17 Agustus 2009 jam 01.00, perutnya sudah mules dan diputuskan ke Jakarta (kami dari Bogor), menginap di satu hotel di kawasan Cikini. Kadang mules kadang hilang. Senin siang masih bisa jalan-jalan mencari apartemen yang bisa disewa harian. Dihitung2 sewa apartemen lebih murah, kami dapat 1 unit di Taman Rasuna dengan harga Rp 600.000 hari untuk 2 kamar yang ukurannya cukup besar. Kalau sewa mingguan, diskon Rp 50 ribu, jadi sehari Rp 550.000. Dibandingkan sewa 2 kamar hotel, sama saja kan. Apalagi kami bawa keluarga dan anak kecilnya pula, sehingga kalau ada dapur akan lebih enak buat memasak makanan untuk Sena.

Sampai Senin malam, kakakku masih bingung mau melahirkan dimana, tapi ia tetap yakin bisa melahirkan secara normal. Selasa tgl 18 Agustus 2009 jam 9 malam, karena rasa mules datang kembali akhirnya kakakku cek ke RS Carolus, dibantu oleh suster-suster yang baik hati dan ramah-ramah (syukurlah..). Maklum, lagi tegang jadi terasa nyaman kalau susternya baik-baik dan sangat mendukung kita. Ternyata berdasarkan hasil pemeriksaan alat, jarak waktu kontraksi masih cukup jauh. Setelah diperiksa dengan tangan, belum ada pembukaan. Jadi kami masih bisa pulang malam itu. Susternya pesan, kalau ada apa-apa bisa menghubungi RS semalam apapun, 24 jam.

Namun Rabu tgl 19 Agustus 2009 jam 4 pagi kakakku berasa mules lagi dan balik lagi ke RS. Carolus. Ternyata masih pembukaan 1. Sebenarnya dia boleh pulang namun kakakku memutuskan untuk istirahat di RS saja daripada harus bolak-balik karena untuk berjalan, kakinya sudah agak sakit.

Selanjutnya, Kamis tgl 20 Agustus 2009 jam 5 pagi, abang SMS sudah pembukaan 7 - 8. Wah, kupikit beberapa jam lagi baru akan mbrojol nih. Tahu-tahu aku ditelpon sekitar jam 7.30 bahwa pada jam 6.45 adik bayi dilahirkan secara normal. Alhamdulillah, keinginan kakakku untuk normal tercapai sudah. Meskipun malam sebelumnya dia berasa mules-mulessss bangets. Pada saat proses kelahirannya, kebetulan saat itu para suster sedang berganti shift. Jadi ada sekitar 10 suster yang mengerubuti kakakku dan memberikan semangat untuk mengejan. Dah kayak pasar malam hehehehe. "Ayo bu, marah! Marah!" Maksudnya supaya kakakku kuat. Aku sih pas ga ada di sana, tapi membayangkannya bikin geli.

RS. Carolus mendukung IMD alias Inisiasi Menyusu Dini. Jadi si bayi hanya dibersihkan dan diletakkan di dada ibunya. Kakakku dapat waktu selama 3 jam. Meskipun si bayi tidak langsung mencari puting susu ibunya dan hanya diam tertidur, it's ok karena yang terpenting adalah sentuhan skin-to-skin antara ibu dan bayi sehingga diharapkan terbentuk hubungan batin yang kuat, memberikan ketenangan pada bayi. Di RS inipun, sepertinya tidak terlihat sponsor susu formula dan memang sangat mendukung pemberian ASI. Allah telah memberikan kesempurnaan bagi manusia, dimana ASI merupakan makanan terbaik bagi sang bayi dan bukan susu formula. Apabila ASI sulit keluar, seperti terjadi pada ibu-ibu bekerja, dapat diupayakan mengambil kelas Laktasi yang merupakan fasilitas di beberapa RS.

Dengan demikian, meski kelahiran pertama caesar, terbukti bahwa kelahiran kedua dapat dilakukan secara normal dengan kondisi ketebalan rahim kurang dari 3 cm dan minus mata 7 (ada pendapat yang menyatakan minus tinggi memiliki risiko untuk bisa melahirkan normal). Oleh sebab itu, memang diperlukan second opinion dari beberapa dokter agar pilihan yang kita ambil merupakan pilihan yang terbaik.
Rata Penuh

1 komentar:

  1. wah, ceritanya menjawab semua pertanyaan saya, aku juga mau sama dr.ekarini, cuma ini mbak, kakak mbak pas hamil beratnya berapa yah, aku sekarang over weight, belum hamil, bisa gak yah normal??? secara anak pertama sesar...=(

    BalasHapus