Kamis, 22 Oktober 2009

Kondisi Makro Ekonomi Semester I Tahun 2009

Laporan BPS menyebutkan secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia Semester I tahun 2009 dibandingkan dengan Semester I tahun 2008 tumbuh sebesar 4,2%. Kenaikan terjadi pada pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,4%, konsumsi pemerintah tumbuh 18,0%, pembentukan modal tetap bruto tumbuh 3,0%. Sedangkan yang mengalami penurunan adalah ekspor dan impor tumbuh negatif masing-masing 17,2% dan 24,9 %. Besaran PDB atas dasar harga berlaku pada Semester I tahun 2009 mencapai Rp 2.667,3 triliun, atau meningkat jika dibandingkan Semester I tahun 2008 yang sebesar Rp 2.353,0 triliun.

Secara kumulatif total nilai ekspor Indonesia selama periode Januari hingga Juni 2009 mencapai US$ 50,02 miliar atau menurun sebesar 28,94% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008 sebesar US$ 70,45 miliar. Ekspor nonmigas selama Semester I tahun 2009 mencapai US$ 42,85 miliar, atau menurun sebesar 21,10% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 54,30 miliar, sedangkan ekspor migas selama periode tersebut juga menurun sebesar 55,42% yoy dari US$ 16,09 miliar menjadi US$ 7,18 miliar. Untuk ekspor nonmigas, Jepang merupakan negara tujuan terbesar dengan nilai US$ 5,04 miliar (merupakan 11,77% dari total ekspor nonmigas), diikuti Amerika Serikat dengan nilai US$ 4,83 miliar (11,27%), dan Singapura dengan nilai US$ 3,96 miliar (9,24%). Sementara Uni Eropa yang terdiri dari 27 negara memberikan kontribusi sebesar US$ 6,02 miliar (14,06%).

Nilai impor selama periode Januari hingga Juni 2009 mencapai US$ 41,40 miliar, atau menurun sebesar 36,46% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008 sebesar US$ 65,15 miliar. Impor nonmigas selama Semester I tahun 2009 mencapai US$ 33,99 miliar, atau menurun sebesar 29,64% dibandingkan periode yang sama dengan tahun sebelumnya sebesar US$ 48,30 miliar, sedangkan impor migas selama periode tersebut juga mengalami penurunan sebesar 56,02% dari US$ 16,85 miliar menjadi US$ 7,41 miliar. Apabila diklasifikasikan berdasarkan penggunaan barang, impor bahan baku/penolong berkontribusi paling besar mencapai US$ 29,67 miliar (merupakan 71,67% dari total impor). Sementara itu, impor barang modal dan barang konsumsi masing-masing berkontribusi sebesar US$ 8,84 miliar (21,36%) dan US$ 2,89 miliar (6,97%).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar