Kamis, 22 Oktober 2009

Nilai Tular Rupiah Terhadap US Dollar Semester I Tahun 2009

Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal 30 Juni 2009 sebesar Rp 10.225/US$ atau sedikit menguat sebesar 6,62% ytd dibandingkan dengan posisi kurs per tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 10.950/US$. Proses pemulihan ekonomi global yang terus berlanjut, khususnya di Asia, memberikan sentimen positif sehingga persepsi risiko terhadap negara berkembang membaik. Dari sisi domestik, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) khususnya transaksi berjalan yang mencatat surplus dan cadangan devisa yang memadai, imbal hasil yang menarik serta kondisi sosial politik yang terkendali pasca Pilpres cukup kondusif bagi penguatan nilai tukar Rupiah.

Cadangan devisa Indonesia dari akhir Desember 2008 sebesar US$ 51,639.32 sempat mengalami penurunan per akhir Januari 2009 (US$ 50,869.55 juta) dan Februari 2009 (US$ 50,564.33 juta) karena melemahnya kinerja ekspor selama periode tersebut. Periode akhir Maret 2009 hingga akhir Juni 2009, cadangan devisa menunjukkan peningkatan menjadi US$ 57,576,02 juta, atau setara dengan 5,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan sejalan dengan membaiknya ekspor, yang didukung oleh meningkatnya permintaan komoditas berbasis sumber daya alam oleh beberapa negara, terutama China dan negara Asia non-Jepang lainnya, serta perkembangan harga komoditas selama Semester I tahun 2009.

Di pasar saham Indonesia, besarnya dana asing yang diinvestasikan terlihat dari net foreign value transaksi saham di Bursa Efek Indonesia yang dilakukan oleh investor asing. Selama periode Januari dan Februari 2009, transaksi asing menunjukkan net jual (diindikasikan oleh nilai penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pembelian), seiring dengan penurunan aktivitas ekonomi global, berkurangnya lapangan pekerjaan serta menurunnya pendapatan masyarakat. Hal ini berpengaruh terhadap melemahnya nilai tukar Rupiah dari Rp 11.355/US$ per akhir Januari 2009 menjadi Rp 11.980/US$ per akhir Februari 2009. Pada periode Maret hingga Juni tahun 2009, terjadi perbaikan dalam transaksi asing yang membukukan net beli. Kinerja keuangan perusahaan-perusahaan di US yang berhasil membukukan laba dan indikator perumahan dan pengangguran di US yang membaik, telah mendorong rally di pasar saham global. Hal tersebut berimbas pada pasar saham di kawasan Asia, termasuk Indonesia, yang juga mendorong penguatan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.

Dari sisi kepemilikan Surat Utang Negara (SUN), penempatan dana oleh investor asing sempat mengalami penurunan selama periode Desember 2008 sebesar Rp 87,61 triliun hingga Maret 2009 sebesar Rp 79,83 miliar, akibat pengetatan likuiditas yang masih membayangi kondisi pasar keuangan global sebagai konsekuensi dari masih berlangsungnya penurunan aktivitas ekonomi di sejumlah negara maju. Namun, sejalan dengan perkembangan di pasar saham Indonesia, aliran modal asing mulai kembali masuk dalam instrumen obligasi meski masih dalam porsi terbatas dengan mencermati momentum perbaikan ekonomi global ke depan dan cenderung melakukan perdagangan dalam jangka pendek. Pada posisi per akhir Juni 2009, kepemilikan investor asing dalam SUN kembali mencapai Rp 87,15 triliun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar