Kamis, 17 September 2009

Ceramah Ramadhan Mesjid Al Azhar

Kamis, 10 September 2009
2-2-2-2-3 rakaat

Shalat di Mesjid Al-Azhar ini sempat diwarnai dengan mati lampu sebanyak 2 kali. Pertama setelah selesai shalat maghrib, yang kedua aku lupa euy.. hehe. Padahal tahun-tahun sebelumnya pas kita shalat di sana, ga pernah mati lampu. Untungnya, shalat tetap dapat berjalan lancar. Pada saat berbuka puasa, sudah disiapkan tajil di lantai bawah yang tertata dengan rapi, dimana barisan laki-laki dipisahkan dengan barisan perempuan. Sambil menunggu waktu berbuka, ada ustadz yang memberi siraman rohani. Untuk makan malam, kebetulan pada saat itu ada bazaar di halaman mesjid. Di luar mesjid pun banyak orang yang berjualan makanan. Tinggal pilih, ada somay, nasi goreng, soto ayam, gulai daging, sate, baso, dll.

Ceramah by Bp. Jimly Ashidiqqie (mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ya, kalau ga salah).

Sebelum menduduki suatu amanah/jabatan, dimulai dengan niat karena jabatan merupakan tanggung jawab. Jabatan bukan menempatkan orang sebagai atasan dan bawahan, namun jabatan hanyalah pembagian tugas. Semua akan dimintakan pertanggungjawaban pada waktunya nanti di akhirat.


Kita tunduk kepada Nabi Muhammad SAW, maksudnya bukan kepada diri Nabi melainkan lebih pada aturan Al-Qur'an yang tercermin dari teladan Nabi Muhammad SAW.

Orang Islam harus banyak memberi daripada meminta, artinya tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Kita memberikan kewajiban lebih banyak dan mengambil yang menjadi hak kita saja atau tidak boleh lebih, karena kalau lebih berarti korupsi. Memberi tidak harus dalam bentuk uang atau ekkayaan tapi bisa membagi ilmu, kasih sayang, perhatian.

Dalam Al-Qur'an, banyak dianjurkan untuk memaafkan, dibanding untuk meminta maaf. Prinsip-prinsip untuk meminta maaf adala di dalam Hadist. Sebaik-baik orang adalah yang memberi manfaat bagi sekitarnya (Rahmattan bin alamin). Para pemimpin Islam perlu membagi tugasnya agar dakwah menjadi lebih optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar