Kamis, 03 September 2009

Ceramah Ramadhan Tahun 2009

Seperti tahun-tahun sebelumnya, aku dan beberapa teman sekos tarawih keliling alias tarling ke beberapa mesjid besar di Jakarta. Senang sekali rasanya bisa mendengar ceramah para ustdaz sehingga menambah pengetahuan keagamaanku. Sekalian wisata kuliner di sekitar mesjid karena pas bulan Ramadhan penjual makanan lebih banyak dibandingkan kalau tidak bulan puasa. Hampir semua mesjid yang kudatangi menyediakan tajil atau makanan berbuka puasa, seperti kolak dan teh panas. Namun terkadang beberapa mesjid besar juga menyediakan nasi kotak yang dibagikan kepada para jemaah mesjid.

Senin, 31 Agustus 2009
Mesjid Al-Bina Senayan (2-2-2-2-3 rakaat)
Di mesjid ini, ada beberapa penjual makanan di depan mesjid, seperti nasi dan lauk pauk, es buah dan kolak. Pengurus mesjid biasanya menyediakan teh panas dan makanan kecil (kemarin aku dapat kurma dan 2 kue). Banyak kucing berkeliaran di halamannya, jadi waktu kita makan akan dikerubuti oleh kucing-kucing itu.

Setelah selesai berbuka dengan makanan ringan, dilanjutkan dengan shalat maghrib berjamaah, lalu makan yang berat alias nasi. Begitu adzan Isya berkumandang, langsung dilakukan shalat isya berjamaah dan dilanjutkan dengan ceramah pak Ustadz dan shalat tarawih berjamaah sebanyak 8 rakaat yang masing-masing dibagi menjadi 2 rakaat sebanyak 4 kali, serta shalat witir langsung 3 rakaat.

Isi ceramah pak Ustadz yang aku tangkap antara lain:

Puasa penuh bisa 29 atau 30 hari, tidak mungkin 28 atau 31 hari. Dalam bulan Islam, tidak pernah ada 31 hari.
  1. Puasa 1 - 10 hari Rahmah: kasih sayang Allah ditumpahkan di bumi selama bulan Ramadhan, orang-orang saling berbagi. Kalau orang saling mencintai maka tidak ada dendam.
  2. Puasa 11 - 20 hari Maghfiroh (lupa artinya hehe)
  3. Puasa 21 - 30 hari (lupa apaan ya???)
  4. Malam Takbir:
  • Hakekat takbir yang hakiki adalah dalam hati
  • Takbir menguburkan rasa takabur
  • Allahuakbar berarti Allah Maha Besar, artinya jika manusia mengumandangkan takbir berarti mengakui bahwa Allah Maha Besar dan menyadari bahwa diri itu kecil dibandingkan Allah SWT.
Bersyukur berarti melaksanakan nikmat sesuai kehendak Allah yang memberi nikmat.
Khufur nikmat artinya hidupnya sangat sedih, tidak barokah dan tidak bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar